Al-Quran Dan Pancasila


Penulis : Heru Fradana, S. Pd. I

Guru Mata Pelajaran : Bahasa Arab


Pancasila merupakan pilar ideologis Bangsa. Pilar Kebangsaan yang menopang berbagai macam suku, ras dan agama yang ada di Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik tahun 2010, Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa yang tersebar dari sabang sampai merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote.

Kemajemukan Indonesia tersebut merupakan suatu karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang perlu dijaga oleh setiap elemen Bangsa. Pancasila sebagai pilar pun akan runtuh, jika bangsanya tidak dapat menerapkan nilai-nilai pancasila dalam setiap sendi-sendi kehidupan bernegara.

Pancasila hadir tidak dengan sendirinya, pancasila hadir dengan perjuangan para tokoh bangsa dan peran penting para tokoh Agama. tepat 76 tahun yang lalu, Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dirumuskan oleh M. Yamin, Soepomo dan Ir. Soekarno.

Pancasila dicetuskan oleh Bapak Negara Kita Ir Soekarno, Sang Proklamator Indonesia yang sekaligus menjadi presiden pertama. Pancasila  Berasal dari bahasa Sanskerta, terdiri dari dua suku kata, yaitu “Panca” yang berarti lima dan “Sila” yang berarti Asas. pancasila menurut Muhammad Yamin, merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.Pancasila sebagai Asas dan Ideologi bernegara tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pada alinea ke-4 dengan rumusan sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam Implementasinya saat ini, pacasila kerap kali dibenturkan dengan persoalan Agama.

Hakikatnya, Pancalisa dan Agama merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainya. Ibarat Koin dua sisi yang tidak akan bernilai jika diambil hanya salah satu dari sisinya.

Perumusan pancasila merupakan perwujudan dari nilai-nilai Islam, Karena dalam perumusannya pun dihadiri oleh para Ulama yang masyhur hingga saat ini, diantaranya KH A. Wahid Hasyim Asy’ari. Sehingga dalam perumusannya tidak keluar dari norma Islami.

Sebagaimana pendapat yang disampaikan oleh Alm Abdurrahman Wahid atau Gus Dur,  “Pancasila bukan agama, tidak betentangan dengan agama dan tidak digunakan untuk menggantikan kedudukan agama” . Sehingga jika ditela’ah secara seksama pancasila merupakan wujud dari penerapan nilai-nilai Agama, khususnya Agama Islam.

Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” merupakan wujud implementasi dari Pengesaan Allah (Tauhidullah) dan hubungan antara Sang Pencipta dengan makhluk-Nya atau Hablum min Allah, sebagaimana yang tertulis dalam kalimat tauhid “Laa ilaha Illa Allah” yang artinya tiada Tuhan selain Allah. Hakikat Tauhid sendiri dalam Al-Qur’an termaktub dalam surat Al-Ikhlas ayat 1-6 yang memiliki arti : “Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.  Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”

Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab.

“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” merupakan sila kedua perwujudan dari hubungan antar sesama manusia atau Hablum min an-nas yang sejalan dengan Ayat Suci Al-Qur’an pada sura Al-Mumtahanah Ayat ke 8 yang artinya : “Allah  tidak  melarang  kamu untuk  berbuat  baik  dan berlaku    adil    terhadap    orang-orang    yang    tiada memerangimu   karena   agama   dan   tidak   (pula) mengusir  kamu  dari  negerimu.  Sesungguhnya  Allah menyukai  orang-orang  yang  berlaku  adil.”

Sila Ketiga, Persatuan Indonesia.

Sila ketiga yaitu, “Persatuan Indonesia” yang mencerminkan suatu ukhuwah antar manusia dan antar umat Islam sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran Ayat 103 : “Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,   dan   janganlah   kamu   bercerai   berai,   dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu  (masa  Jahiliyah)  bermusuh-musuhan,  Maka Allah  mempersatukan  hatimu,  lalu  menjadilah  kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan  kamu  telah  berada  di  tepi  jurang  neraka,  lalu Allah     menyelamatkan     kamu     dari     padanya. Demikianlah    Allah    menerangkan    ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.

Sila Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan

“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan” Sebagai sila keempat menjadi pondasi penting dalam negara yang memiliki tingkat kemajemukan yang tinggi, sehingga perbedaaan pendapat dalam diselesaikan dengan cara yang baik, sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Asy-Syuura’ Ayat 38 : “bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya   dan   mendirikan   shalat,   sedang   urusan mereka   (diputuskan)   dengan   musyawarah   antara mereka…”.

Sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Keadilan  Sosial  bagi Seluruh  Rakyat  Indonesia” merupakan bentuk dari kepeduliaan atas sesama, dalam Al-Qur’an Surat An-Nur Ayat 22 Allah berfirman : “Dan  janganlah  orang-orang    yang    mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa   mereka   (tidak)   akan   memberi   (bantuan) kepada  kaum  kerabat(nya),  orang-orang  yang  miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah  mereka  mema’afkan  dan  berlapang  dada. Apakah     kamu     tidak     ingin     bahwa     Allah mengampunimu?     Dan     Allah     adalah     Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Berdasarkan penggalan Ayat-ayat suci Al-qur’an tersebut, dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an dan Pancasila merupakan suatu kesatuan yang saling memberikan nilai penting dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Wallahu a’lam

Source : https://man5tangerang.sch.id/2021/06/02/al-quran-dan-pancasila/


Agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak bersebrangan. Nasionalisme adalah bagian dari dari agama dan kedudukannya saling menguatkan

 – KH Hasyim Asy’ari

References :

Al-Qur’an dan Terjemahan

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/04/210000869/daftar-suku-bangsa-di-indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila

https://www.gomuslim.co.id/read/news/2016/06/01/514/ternyata-ada-kiai-ini-di-balik-perumusan-lima-sila.html

https://www.tribunnews.com/nasional/2021/06/01/sejarah-singkat-hari-lahir-pancasila-1-juni

https://akurat.co/relevansi-pancasila-dengan-nilai-nilai-al-quran

https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/kp/article/view/8129

https://www.nu.or.id/post/read/116613/nu-menegaskan-hubungan-pancasila-dengan-islam

https://www.bola.com/ragam/read/4422173/pengertian-pancasila-ketahui-tujuan-dan-makna-masing-masing-lambangnya

https://www.dosenpendidikan.co.id/makna-pancasila/

Written by 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *