ANALISIS KAJIAN CITRAAN PUISI “SIHIR HUJAN” KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

Analisis Ragam Citraan yang Terkandung dalam Puisi Sihir Hujan karya Sapardi Djoko Damono

  1. Citraan Auditif (Pendengaran)

Citraan       pendengaran ditimbulkan oleh indera pendengaran (telinga), memberikan rangsangan kepada telinga sehingga seolah-olah dapat mendengar sesuatu yang diungkapkan melalui citraan tersebut. Hal tersebut terkandung dalam kutipan berikut ini:

Baris ke 2 “ Suaranya bisa dibeda-bedakan

Berdasaran kutipan di atas maka data imaji auditif atau citraan pendengaran dalam puisi ini memberikan daya saran indra pendengaran pembacanya, dengan imaji auditif ini pembaca seolah-olah dapat mendengar sebagaimana hujan yang jatuh ke bumi dan hujan yang kala itu membasahi benda-benda yang ada di sekitarnya, pembaca yang seolah-olah mendengar suara hujan yang dapat dibeda-bedakan sesuai suara yang ditimbulkan oleh hujan yang jatuh pada benda-benda di sekitarnya. Oleh karena itu gambaran yang terdapat pada kutipan ini seolah nampak jelas sebagaimana yang ingin disampaikan oleh sang pengarang.

Baris ke 3 “Kau akan mendengarnya, meski sudah kau tutup pintu dan jendela”

Berdasarkan kutipan di atas maka data imaji auditif atau citraan pendengaran dalam puisi ini memberikan daya saran indra pendengaran pembacanya, dengan imaji auditif ini pembaca seolah-olah dapat mendengar sebagaimana hujan yang jatuh ke bumi dan hujan yang kala itu membasahi benda-benda yang ada di sekitarnya, pembaca yang seolah-olah mendengar suara hujan yang dapat dibeda-bedakan sesuai suara yang ditimbulkan oleh hujan yang jatuh pada benda-benda di sekitarnya pembaca akan menerima gambaran bahwa di saat hujan suara hujan akan memenuhi lini-lini kehidupan kala itu suaranya akan mendominasi segalanya. Bahkan kita akan tetap mendengar suara hujan meskipun saat itu sudah menutup pintu dan jendela suara hujan akan tetap terdengar.

Oleh karena itu, gambaran yang terdapat pada kutipan ini seolah nampak jelas sebagaimana yang ingin disampaikan oleh sang pengarang. Citraan yang terkandung dalam kalimat tersebut membuat pembaca seolah-olah dapat mendengar langsung bagaimana hujan akan tetap terdengar meskipun sudah menutup pintu dan jendela, suara hujan akan tetap terdengar. Dan pembaca dapat membayangkan bagaimana suara nyata dari hujan tersebut.

  • Citraan Visual (Penglihatan)

Citraan Visual atau penglihatan, ditimbulkan oleh indera penglihatan (mata), memberikan rangsangan kepada mata sehingga seolah-olah dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak terlihat. Hal tersebut terkandung pada kutipan-kutipan berikut ini:

Baris ke 1 “hujan mengenal baik pohon, jalan, dan selokan”

Berdasaan kutipan di atas maka data imaji visual atau citraan penglihatan dalam puisi ini memberikan daya saran indra penglihatan pembacanya, dengan imaji visual ini pembaca seolah-olah dapat melihat sebagaimana hujan yang jatuh ke bumi dan membasahi pepohonan, jalan, dan selokan seakan-akan hujan mengenal atau mengetahui benar di tempat mana ia akan jatuh. Oleh karena itu pemandangan yang digambarkan seolah nampak jelas sebagaimana yang ingin disampaikan oleh sang pengarang.

Baris ke 5 “hujan yang tahu benar membeda-bedakan telah jatuh di pohon, jalan, dan selokan”

Berdasarkan kutipan di atas maka data imaji visual atau citraan penglihatan dalam puisi ini memberikan daya saran indra penglihatan pembacanya, dengan imaji visual ini pembaca seolah-olah dapat melihat sebagaimana hujan yang jatuh ke bumi dan membasahi pepohonan, jalan, dan selokan seakan-akan hujan begitu pintarnya dapat membeda-bedakan di mana ia akan jatuh dan membasahi benda-benda yang ada di sekitarnya, hujan tahu         benar akan         membasai pepohonan, jalan, bangunan-bangunan serta benda-benda yang ada di sekitarnya. penglihatan yang terdapat pada kutipan tersebut, pemandangan yang digambarkan seolah nampak jelas sebagaimana yang ingin disampaikan oleh sang pengarang.

  • Citraan Taktil (Perasaan)

Citraan perasaan, citraan ini melibatkan hati (perasaan), membantu kita dalam menghayati suatu objek atau kejadian yang melibatkan perasaan. Hal tersebut terkandung dalam kutipan berikut ini:

Baris ke 7 “Menyihirmu agar sama sekali tak sempat mengaduh

Berdasaran kutipan di atas maka data imaji taktil atau citraan perasaan dalam puisi ini memberikan daya saran indra perasaan pembacanya, dengan imaji taktil ini pembaca              seolah-olah        dapat merasakan sebagaimana kekuatan hujan yang turun saat itu merubah persaan seseorang menjadi sendu, perasaan inilah yang dirasakan oleh pembaca, sebuah perasaan yang bahkan sangat sulit untuk diluapkan dikala hujan turun. Pembaca seolah-olah ikut merasakan sebagagaiman perasaan untuk mengaduh namun tidak dapat dilakukan karena semua hanya akan tersimpan didalam hati. pada saat itu. Oleh karena itu gambaran yang terdapat pada kutipan ini seolah nampak jelas sebagaimana yang ingin disampaikan oleh sang pengarang.

Baris ke 8 “ Waktu menangkap wahyu yang harus kau rahasiakan

Berdasaran kutipan di atas maka data imaji taktil atau citraan perasaan dalam puisi ini memberikan daya saran indra perasaan pembacanya, dengan imaji taktil ini pembaca seolah-olah mendapatkan sugesti untuk mendapat perasaan merahasiakan apa yang ia alami, berdasarkan kutipan ini pembaca seolah-olah memiliki perasaan untuk  bersabar           sampai waktu membuktikan segalanya. Sebagaimana kekuatan hujan yang turun saat itu merubah persaan seseorang menjadi sendu, perasaan inilah yang dirasakan oleh pembaca, sebuah perasaan yang bahkan sangat sulit untuk diluapkan dikala hujan turun.

Pada kutipan tersebut pengarang juga ingin memnyampaikan suasana yang ia alami saat itu dengan memberi citraan perasaan pada kata ini dengan begitu pembaca dapat membayangkan sekaligus merasakan dan seakan-akan ikut andil dalam hal ini menimbulkan gambaran sebagaimana seseorang harus merahasiakan sesuatu hal dengan melibatkan perasaannya.

  • Citraan Kinaestetik (Gerak)

Citraan gerak yaitu citraan yang ditimbulkan oleh gerak tubuh sehingga kita merasakan atau seolah melihat gerakan tersebut. Hal tersebut terkandung dalam kutipan berikut ini:

Baris ke 3 “Kau akan mendengarnya, meski sudah kau tutup pintu dan jendela”

Berdasaran kutipan di atas maka data imaji kinaestetik atau citraan gerak dalam puisi ini memberikan daya saran indra gerak pembacanya, dengan imaji kinaestetik ini pembaca seolah-olah dapat melakukan sebagaimana tubuh yang yang bergerak untuk menutup pintu dan jendela, pembaca dapat seolah-olah benar melakukan hal tersebut seperti apa yang ingin disampaikan oleh sang pengarang. Dari kutipan tersebut menimbulkan gambaran-gambaran gerakan menutup pintu dan juga menutup jendela seperti juga adanya gambaran bagaimana suasana ruangan di kala itu dan juga bagaimana suara hujan memenuhi ruangan.

Baris ke 4 “ Meskipun sudah kau matikan lampu

Berdasaran kutipan di atas maka data imaji kinaestetik atau citraan gerak dalam puisi ini memberikan daya saran indra gerak pembacanya, dengan imaji kinaestetik ini pembaca seolah-olah dapat melakukan sebagaimana tubuh yang yang bergerak untuk mematikan lampu pembaca dapat seolah-olah benar melakukan hal tersebut seperti apa yang ingin disampaikan oleh sang pengarang suara hujan yang memenuhi ruangan. Semua itu di lukiskan pengarang dalam bentuk citraan gerak yang terdapat pada kutipan tersebut. Citraan yang terkandung dalam kalimat tersebut membuat pembaca seolah-olah memliki bayangan seperti benar-benar mematikan lampu.

Oleh karena itu, gambaran yang terdapat pada kutipan ini seolah nampak jelas sebagaimana yang ingin disampaikan oleh sang pengarang. Citraan yang terkandung pada kalimat tersebut membuat pembaca seolah-olah benar melakukan gerakan untuk mematikan lampu.

Baris ke 8 “ Waktu menangkap wahyu yang harus kau rahasiakan

Berdasaran kutipan di atas maka data imaji kinaestetik atau citraan gerak dalam puisi ini memberikan daya saran indra gerak pembacanya, dengan imaji kinaestetik ini pembaca seolah-olah dapat melakukan sebagaimana tubuh yang yang bergerak seperti waktu yang seolah-olah memiliki tangan untuk menangkap seperti halnya manusia. Dan pembaca dapat seolah-olah benar menjadi waktu yang dapat menangkap wahyu yang turun disaat hujan, seperti apa yang ingin disampaikan oleh sang pengarang.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap puisi SihirHujan karya Sapardi Djoko Damono, dapat disimpulkan bahwa dalam puisi ini adanya makna lain serta adanya ragam citraan yang terkandung di dalamnya. Dan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Berdasarkan analisis teori hermenutika yang diungkapkan oleh Riffaterre, Teuw, dan Nurgiyantoro, maka dari hasil penelitian ketiga teori tersebut peneliti cenderung menggunakan teori yang di ungkapkan oleh Riffaterre, sebab teori yang diungkapkan oleh Riffaterre lebih terperinci untuk menemukan makna sebenarnya yang terdapat di dalam sebuah puisi pembaca dituntut untuk melakukan pembacaan heuristik terlebih dahulu lalu           berlanjut             pada pembacaan hermeneutik, dan ditemukanlah makna sebenarnya yang terkandung dalam puisi Sihir Hujan tersebut, yaitu bahwa sebenarnya pengarang mengungkapkan hujan sebagai rahmat sekaligus takdir atau permasalah yang ada pada seseorang.

Berdasarkan hasil analisis ragam citraan pada puisi Sihir Hujan karya Sapardi.

Written by 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *